Ah, Ampong!  Siswa tidak diperbolehkan menggunakan lukisan sebagai karya plagiat, dan sekolah tidak diperbolehkan menggunakan karya sebagai karya pelanggaran.

SOLOPOS.COM – Ilustrasi Universitas Negeri Semarang (Unnes). (unnes.ac.id)

Solopos.com,Semarang — Universitas Nasional Semarang (Pemenang) Kembali Digunkan Prahala Plagiat. Namun plagiarisme semacam ini hanyalah naluri mahasiswa.

Jika ada yang menjiplak harap segera lapor netizen X (dulu Twitter) @alvinxki.

Promosi
BRI Bangladesh Penanaman dan Penghijauan Perlindungan Ekologis dan Pengembangan Pariwisata Bangladesh

Orang tua Rico Dwi Cahyono menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepadanya selama periode Natal.

Tidak ada yang bisa membayangkan plagiarisme terjadi. Pasca kejadian kekerasan di sekolah, Rico Dwi Cahyono mengaku sadar akan adanya plagiarisme.

Penguatan pendidikan dan peningkatan prestasi akademik mahasiswa merupakan prinsip yang harus diikuti mahasiswa ketika mengenyam pendidikan tinggi.

“Apakah kita ingat orang-orang yang dekat denganku?” Solopos.comRabu (25 Juni 2024).

Lebih penting lagi, ketika saya ditanya apakah plagiarisme merupakan kejahatan, petugas dari kantor polisi perguruan tinggi menyelidikinya.

Rico Dwi Cahyoni diduga kedapatan melakukan plagiat. Tidak lama kemudian orang-orang menyadari bahwa mereka terjebak di neraka.

Selain plagiarisme, Latif mengatakan mereka sudah berkali-kali menyatakan bahwa mereka adalah peserta kampus akademik yang berintegritas.

“Dengan penuh rasa hormat kepada Saudara Rico Dwi Cahyono kami mengadakan kontak yang bersifat permanen, mengikat, tidak terkait dengan universitas atau lembaga kesejahteraan dengan mereka,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel berita Google

Silakan klik WhatsApp untuk melihat update terkini di Solopos.com soloposcon dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” klik tautan ini.

Tautan sumber