Diah S Saminarsih menyebut jika, CEO dan Pendiri, Center for Strategic Development Initiatives Indonesia (CISDI) Kasar Kai Rokok Konsentrasi 45% merupakan standar nasional.
Ia menyebut pemerintah sebenarnya baru dua kali menaikkan tarif cukai hingga totalnya baru 20%. Berdasarkan penelitian dari CISDI pada tahun 2022 bahwa sebenarnya pemerintah bisa menaikkan Chuqueiroko sampai 45% tidak ada bedanya sektor swasta.
“Salah satu alat untuk mengendalikan konsumsi publik adalah bea cukai. Ketika cukai mengandung agar harga rokok lebih mahal dan orang akhirnya menjadi batasan untuk mengakses barhal
Bakajuga: Cukai Rokok Batal Dinaikkan, Koalisi: Langkah Mundur Perlindungan Kesehatan Publik
“Kalau sekarang misalnya daya belinya baik, orang bisa tetap membeli walaupun sudah mengandung dua kali. Jadi 20% baru cukai itu meningkatkan harga. Artinya konsumsi orang mash tk” Tambania.
Padahal sebenarnya penyakit yang tinggi di masyarakat merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) bisa dilihat dari data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, bahwa 60% populasi sudah TMkena P.
Jadi karena kita punya BPJS yang harus mengganti semuanya menjadi beban keuangan negara semakin besar.
Bakajuga: Biaya Layanan Jantung Tinggi, BPJS Watch: Harusnya Pajak Rokok Masuk ke BPJS Kesehatan
CISDI Menyayangkan BatalNya Kenaikan Cukai Rokok Karena Plan Kesehatan Membutuhkan Sumber Daya Uangkin Bisa Bisa Dibebankan Dari APBN,Tetapi Diambil Dar I Cukai Barang-Barang Selain TunpaSTetapi Diambil Dari Cukai Bard, Lemak Minuman, Hingga Dalam Kemasan.
Ongkos penyakit yang disebabkan karena rokok sebenarnya jauh lebih besar dari pendapatan yang diterima negara.
“Pendapatan pongadalah dari st dinya CSD Dengan University Chicago,” ungkapnya.
Bakajuga: Indonesia Jumlah Perokok Tinggi karena Harga Rokok Murah
BPJS Kesaihatan Mencatat penyakit yang berbiaya katastropik menempati urutan teratas dalam klaim biaya pelayanan kesehatan rencana JKN dan menggerus 25% dari total biaya layanan kesehatan di rumah sakit.
Dihubungi terpisah, Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizky Anugrah menyebut penyakit berbiaya katastropik penyakit-penyakit yang membutuhkan biaya tinggi dalam pengobatannya serta memiliki biaya ting cammen pengobatannya serta memiliki ysimeny memiliki simeny daganang.
Penyakit yang termasuk dalam golongan berbiaya katastropik adalah golongan penyakit-penyakit yang tidak menular. Penyakit-penyakit yang bersifat Laten yang memerlukan waktu lama untuk terwujud, tersifatm akemihaah lam maktuh’hk future, igakiid, salkan aktu la” ungkap Rizky.
Bakajuga: Cukai Rokok Diusulkan Naik 25% per tahong
Harap perhatikan hal berikut: Pola makan, pola makan, pola makan, pola makan, pola makan, gula dan kolesterol, pola makan, pola makan dan kolesterol harus diperhitungkan dalam pola makan harian Anda.
Pada tahun 2023, BPJS Kesehatan membayar penyakit berbiaya katastropik sebesar Rp34,7 triliun atau 25% total beban jaminan kesehatan pada tahun tersebut. Ada delapan penyakit yang menghabiskan anggaran tersebut.
Dari Rp34,7 triliun beban penyakit berbiaya katastropik, di posisi pertama sekitar Rp17,6 triliun dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk membayar pelayanan kesehatan peserta Jap yang midta KNdenus.
Tutup Rp5,9 triliun untuk 3,9 juta kasus. Tekan tombol 3,4 simpul dan tarik pukulannya hingga Rp5,2 triliun.
Lalu diikuti penyakit gagal ginjal yang kasusnya mencapai 1,5 juta dengan biaya Rp2,9 triliun, lalu ada Sirosis hati sebanyak 236 ribu kasus dengan biaya Rp446 milarls 236 ribu kasus dengan biaya Rp446 mieb,
BPJS Kesehatan juga menjamin penyakit hemofilia mencapai 149 ribu kasus dengan biaya Rp1,2 triliun dan talasemia sebanyak 347 kasus dan mengahiskan biaya Rp764 miliar.
“Namun dapat kami garis bawahi, BPJS Kesehatan tidak dalam kapasitas menyebutkan bahwa semua penyakit yang disebutkan di atas merupakan penyakit akibat rokok sepenuhnya. Hal ini memerkanirbter litunyah ihaiii laiiaky akini memercyz iadian’ihaah ihaiii okeiiid
“Mohon diperhatikan datanya benar, tepat dan benar,” Pungkasnya. (H-2)