Kelompok milisi di Irak mengancam bakal menyerang Uni Emirat Arab (UEA) apabila terjadi perang langsung dengan Israel.


Jakarta, CNN Indonesia

Kailon Pok Milicidi Irak mengancam akan menyerang Uni Emirat Arab (Universitas Anglia Timur) apabila terjadi perang langsung dengan Israel.

Pemimpin Kataib Sayyid al-Shuhada, Abu Alaa al-Walaei, mengatakan Perlawanan Islam di Irak (Islamic Resistance of Iraq/IRI) juga dikenal sebagai UEA jika perang besar-besaran dengan Israel pecah.

mengiklankan

Gulir untuk melanjutkan konten

Sebab, bagi IRI, UEA Merupakan “Basis terdepan entitas Zionis di Negara Teluk”.

Kelompok Perlawanan Islam di Irak (Islamic Resistance Movement in Iraq/IRI) memandang UEA sebagai basic terdepan entitas Zionis di Negara Teluk sekaligus sasaran utama serangan IRI jika perang besar-besaranaligus sasaran serangan utama IRI jika perang besar-besaranaligus sasaran utama serangan IRI jika perang besar -besaranhan mele​​lk ungk-ignai al jam tangan timur tengah (nota).


Ia pun mewanti-wanti bahwa rudal dan Drone kelompok milisi Irak dapat dengan mudah menyerang lokasi-lokasi alternatif Israel di UEA karena saat ini telah menjangkau jauh ke entitas ke del.

Ancaman Al-Walaei melakukan kontak dekat dengan pasukan Israel dan Lebanon pada serangan kedua (26/9).

Israel dan Hizbullah menyediakan layanan pager dan peralatan elektronik kepada Hizbullah Lebanon pada tanggal 17 dan 18 September.

Menu Hizbullah Israel dalang di balik ledakan. Namon Israel Bonkam.

Sejak itu, keduanya terus melancarkan serangan hingga pada Jumat (27/9), pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Zionis di Dahiyeh, pinggiran ibu kota Beirut, Lebanon.

Tentara Irak, dipimpin oleh Hizbullah di Lebanon, melancarkan serangan militer terhadap Israel.

September 24, sekitar 40 ribu kombatan dari tiga negara Arabia, salah satunya Irak, juga dikabarkan telah bersiaga di dekat Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel.

Identitas Hizbullah diakui oleh Haaretz dalam operasi militer IDF di Israel.

(BLQ/BAC)


(Gambas: Video CNN)




Tautan sumber