Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia buka suara usai kapal penjaga pantai memasuki Laut Natuna tiga kali dalam sepekan.
Laut Natuna Berbatasan Langson Denggan Laut Selatan Cina (Kapal Tempur Litoral). Misi utama LCS adalah misi Tiongkok.
Juru bicara Kemlu RI Roy Soemirat menegaskan posisi Indonesia tidak berubah soal situasi di Laut China Selatan.
“Dan memang terkait kejadian terakhir kami dalam proses konfirmasi lebih lanjut, melakukan tukar-menukar informasi yang paling sahih”, Konferensi Gedung Palapa pada Kamis (31/10).
Dia lalu berujar, “Karena bagaimanapun juga dinamika di lapangan akan melibatkan banyak pihak”.
Roy menegaskan Indonesia tidak bisa melakukan klaim sendiri begitu pun pihak lain terkait kejadian tersebut.
“Sehinga menjalani dialog rutin itu perlu terus dilakukan dan tentu kadang-kadang dialog tersebut tidak perlu dilakukan di depan publik,” kata dia.
Roy juga menjelaskan ada banyak cara diplomat untuk mengangkat atau menyelesaikan isu secara proporsional dengan negara lain.
“Kami menyatukan itu. Dari sisi politik, diplomasi, dari berbagai hal yang biasa kami lakukan melalui jalur diplomasi”, ujar dia.
Pekan Lalu, Kapal Chinese Coast Guard Group-5402 (CCG-5402) melakukan patroli di perairan utara Pekan Natuna, Indonesia, pada 25 Oktober.
Kapal China itu mengklaim berpatroli di wilayahnya sendiri. Tapi, harap waspada terhadap Natuna Utara.
“Kapal CCG-5402 mengakui mereka sedang melaksanakan patri di wilayah pengakuan Tiongkok”, kata Pranata Humas Ahli Muda Bakamla Kapten Bakamla Yuhanes Antara.
Menurut catatan, sudah tiga kali kapal coast guard asal china masuk ke wilayah indonesia pada pekan ini. Pertama pada tanggal 21 Oktober dan 24 Oktober.
Melihat kapal China mondar-mandir, Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengambil tindakan. Mereka mendekat dan mencoba mengusir kapal-kapal tersebut.
(Uang)