Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Bahasa sarkastik dan sarkasme sarkastik.
Tuan Deguron mahashindirantetapi ada perbedaan sarkas dan sindiran yang perlu kamu ketahui agar tidak salah saat menggunakannya.
Sarkasme, atau kerap disebut sarkas, identik dengan penggunaan kata yang kasar. Sementara itu, sindiran lebih lekat dengan sindiran dan sering kali dibalut oleh humor.
Pengot Sarkar dan Ironi
Sebagai bagian dari majas sindiran, sakas dan ironi memiliki pengertian yang berbeda-beda.
Sarkas atau sarkasme Merupakan Sindiran yang Bersifat kasar. Bahkan sarkasme lebih kasar dari dua jenis majas sinisme lainnya yakni ironi dan sinisme.
Sarkasme Merupakan Sindiran yang diungkapkan secara langsung dan tidak tersirat. Kebanyakan orang akan sakit hati jika mendengar ucapan dengan majas tersebut.
Ironi, ironi adalah ironi, ironi, ironi.
Gaya satire kali decket kandengan humor dan parodi untuk mencemooh atau mengkritik suatu hal.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ucapan sarkastik dalam bahasa Indonesia.
Dulu, sarkasme, sarkasme, sarkasme, sarkasme, sarkasme dan ketoprak.
Shirishiri Sakas dan Ironi
Perbedaan Sarkas dan Satire juga bisa dilihat dari ciri-cirinya. Harap diperhatikan.
Sri Sri Sakasme:
- Menggunakan kata atau kalimat yang berkonotasi negatif dan kasar
- Menggarden Makna Ejekan, Sindilan, Atamengolok-Olok
- bahasa dan bahasa
Sementara, Ciri-Ciri Satire Sebagai Berikut Dikutip dari Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi dan Kata Baku Bahasa Indonesia.
Shilishili dengan sinis berkata:
- Harap perhatikan hal berikut.
- Harap perhatikan hal berikut.
Sarkasme dan Kalimat Dharam
Saya suka sarkasme dan sarkasme. Dari contoh dibawah ini akan terlihat bagaimana penggunaan kedua majas sindiran tersebut.
Penyanyi Kalimat Sakas:
- Adikmu itu benar-benar otak udang!
- Dasar Dungu, menghitung uang saja tidak karena!
- Harap dicatat, harap dicatat.
- Dasar gajah,tak lihatkah kau aku berdiri di depanmu?
- Tak Sudi aku tinggal di gubuk reyot seperti ini. Mana banyak nyamuk lagi!
- Mulutmu harimaumu yang siap menerkammu kapan pun!
- Harap dicatat, harap dicatat, harap dicatat.
- Jelek sekali suaramu, telengaku sakit mendengarnya.
- Kau memang pembohong. Menyesal aku pernah mengenalmu!
- Harap perhatikan hal berikut.
Penyanyi Kalimat menyindir:
- Astaga, Tugas segampang itu saja kau tidak mampu mengerjakannya!
- Sampai kambing bertelur pun, kalau kamu tidak mau belajar tak akan bisa juara kelas.
- Tampaknya merokok setiap hari adalah resep rahasia berumur panjang.
- Bersih sekali mejamu sampai-sampai pekerjaan tak ada yang tersentuh.
- Ah Anpan! Apa sebenarnya yang benar?
- Apa saat ini harga garam di sini terlalu mahal? Ayam goreng ini tak ada rasanya sama sekali.
- Harap dicatat, harap dicatat, harap perhatikan hal berikut.
- Kamu memang hebat, tidak ada orang yang bisa berlari dari tanggung jawab secepatmu.
- Oh, begitukah jalan pikiran seorang sarjana cumlaude, dangkal sekali.
- Setiap hari kerjamu hanya rebahan, kamu pantas dinobatkan sebagai juara lomba malas abad ini.
Demikian penjelasan bekerja melalui ironi dan ironi, ironi dan ironi. Semoga bermanfaat!
(Glo/Hawa)