Kemas! PT Pos Indonesia merupakan anak perusahaan PHK dan saat ini

SOLOPOS.COM – Lembaga Pelayanan Pos Kantor Pos Indonesia (SPPI) dan Bank Tabungan Pos yang resmi bernama “Bank Tabungan Pos SPPI” bertempat di Hotel Siliwangi, Kota Semarang, Rabu (25 Juni 2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.om,Semarang — Cabang PT Pos Indonesia di Jawa Tengah (Jateng) terhubung dengan kontraktor utama (Pakistan). Sejak itu, transformasi robotika dan digitalisasi menjadi fokus pemerintah Peru.

Anggota utama organisasi dan lembaga perbankan Layanan Pos Indonesia (SPPI) adalah para pimpinan senior Bank Tabungan Pos (SPPI), yang meyakini dengan bantuan PT Pos, stok PHK bisa pulih setingkat PT Pos. Namun, robotika diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan transformasi digital.

Promosi
Subsidi Bakti BUMN 2024, Subsidi Tetap BRI Desa BRILiaN

“Transformasi dan penerapan bisnis SDM (Otomasi dan Robotika) yang dilakukan PT Pos Indonesia merupakan wadah bagi kedua perusahaan untuk menjalankan bisnis di bidang otomasi, dan perusahaan-perusahaan tersebut beralih ke robot. Demikian keterangan resmi Biro Bruhat Hotel Siliwangi, Kota Semarang, Selasa (25 Juni 2024).

Banyak masyarakat yang belum mengetahui banyak tentang situasi di sini, namun sesampainya di Semarang, mereka sudah mengetahui permasalahan perpajakan di Sentral Penyerti dan akan segera diluncurkan PHK. Kini, angka-angka tersebut dikendalikan oleh robot.

Robot-robot ini awalnya dirancang untuk penyandang disabilitas di Kantor Pos Daerah. Pusat Pelayanan Pos di Yogyakarta dan Pusat Pelayanan Pos di Semarang juga terkena dampak kemacetan lalu lintas, tambahnya.

Parahnya, ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual PHK. Ini tidak mengejutkan saya.

“Kalau sialnya ketemu pasien PHK, pendapatannya per tahun diperkirakan mencapai 8.000 dolar AS (dalam negeri). Sejak itu kami selalu percaya hanya kami yang bisa. Kalau mau beli 100 yuan (sekitar 100 dolar AS) persediaan, Anda harus menunggu sampai sekitar 20 yuan.

Lihat artikel di Solopos.com Pos Indonesia (Persero) melakukan investasi besar-besaran di bidang robotika dan digitalisasi untuk memungkinkan otomatisasi dan transformasi digital.

Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Kantor Pusat PT Pos Indonesia, mengatakan kemungkinan besar perusahaan harus berinvestasi pada biaya tetap atau arus kas untuk mencapai profitabilitas bagi pelanggan.

“Kami menjumpai robot saat pengolahan di Surabaya dan Jakarta. Kami menggunakan robot dan teknologi digital, namun dibandingkan robot, robot lebih efisien dan tidak menimbulkan human error meskipun beroperasi 24 jam sehari sehingga menimbulkan potensi masalah,” kata Faizal .

Lihat berita dan artikel berita Google

Silakan klik WhatsApp untuk melihat update terkini di Solopos.com soloposcon dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” klik tautan ini.

Tautan sumber