Pergerakan Rupiah Rentan Melemah Setelah Quick Count Memenangkan Pasangan 02

Berita pilihan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami tekanan pada hari Jumat, meskipun hasil sementara quick count Pilpres menunjukkan keunggulan pasangan 02. Pada hari Kamis, nilai tukar rupiah berakhir melemah di Rp15.622,5 setelah pencoblosan Pilpres 2024. Sebaliknya, dolar AS menguat 0,05%. Data Bloomberg mencatat bahwa rupiah ditutup melemah 19 poin atau 0,12% menjadi Rp15.622,5 per dolar AS. Indeks dolar AS juga mengalami penurunan 0,05% menjadi 104,67. Di sisi lain, mata uang Asia lainnya mengalami pergerakan bervariasi. Yen Jepang menguat 0,29%, sementara rupee India melemah 0,01%, dan ringgit Malaysia naik 0,11%. Yuan China menguat 0,04%, won Korea naik 0,10%, dan baht Thailand melemah 0,22%.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah pada hari Jumat akan cenderung fluktuatif namun cenderung melemah dalam kisaran Rp15.600 hingga Rp15.670. Dia juga mencatat bahwa sejumlah pejabat Fed telah mengingatkan bahwa inflasi yang tinggi dapat menghambat penurunan suku bunga lebih awal. Data CME Fedwatch menunjukkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Mei dan Juni terus menurun. Hal ini terjadi karena ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan memulai pemangkasan suku bunga. Menurut Assuaibi, para pelaku pasar akan fokus pada data penjualan dan klaim pengangguran AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga. Data indeks harga produsen juga diharapkan memberikan gambaran tentang jalur inflasi.

Dalam konteks domestik, Assuaibi menyebut bahwa kemenangan pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dalam quick count Pilpres telah diprediksi sebelumnya oleh mayoritas lembaga survei. Pasangan ini juga mendapat dukungan mayoritas partai di pemerintahan Joko Widodo. Meskipun secara resmi Presiden Jokowi menyatakan netralitasnya, namun dukungannya secara tidak langsung terhadap pasangan tersebut cukup jelas. Assuaibi menekankan bahwa perolehan suara Prabowo-Gibran, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tidak terlepas dari popularitas Jokowi di wilayah tersebut dan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yang cukup tinggi.